Sunday, May 1, 2016


Turun lapang perdana Farming Academy dari Kementrian Pertanian dan lingkungan Hidup BEM KM IPB 2016
[PRESS RELEASE TURUN LAPANG PERDANA FARMING ACADEMY]
Selamat sore!
Turun lapang perdana FA dilaksanakan pada 16 April 2016 pukul 07.00-10.30 WIB di ladang rektorat.
Acara ini dihadiri peserta FA, panitia, dan IFAST sebagai kolega dari Farming Academy untuk membimbing dan mengarahkan dalam turun lapang perdana.
Peserta turun lapang berjumlah 36 orang meluputi pesrta FA, panitia, dan IFAST.
Pukul 7.00 peserta FA berkumpul di lapangan rektorat kemudian dilakukan mobilisasi ke ladang dilanjutkan senam pagi sebagai pemanasan.
Acara dibuka pukul 07.30 dan dilanjutkan dengan penyampaian materi mengenai teknis praktikum lapang dan cara budidaya tanaman di ladang secara sederhana. Peserta dapat mengajukan pertanyaa dan berdiskusi langsung dengan perwakilan IFAST mengenai cara budidaya yang baik dan benar.
Seusai penyampaian materi peserta langsung turun ke lahan untuk melakukan praktik lapang. Peserta membersihkan bedeng sejumlah 2 bedengan untuk menanam 2 komoditas sayuran yaitu kangkung dan pokcoy kemudian melakukan pengolahan tanah pada masing-masing bedeng. Setelah itu alur tanam untuk kangkung dan lubang tanam untuk pokcoy dibuat untuk kemudian ditanami benih kangkung dan bibit pokcoy.
Setelah penanaman dua komoditas sayuran, peserta melakukan praktik memanen terong dan kangkung.
Sesi istirahat dilakukan setelah semua kegiatan praktik lapang selesai. Pisang dan ubi rebus disuguhkan sebagai menu pelengkap sesi istirahat yang santai dan penuh keakraban. Kemudian dilalukan pembagian jadwal menyiram tanaman untuk peserta.
Secara keseluruhan acara turun lapang perdana FA berlangsung lancar. Acara ini bertujuan untuk meningkatkatkan pengetahuan dan kecintaan mahasiswa dalam bidang pertanian dalam arti luas.
Terima kasih.
--------------
?????
‪#‎TurlapPerdanaFA‬
Kementrian Pertanian dan Lingkungan Hidup
BEM KM IPB 2016
@bemkmipb
@bemkm_hijau


Turun lapang ke 2 Farming Academy dari Kementrian Pertanian dan Lingkungan Hidup BEM KM IPB 2016
[PRESS RELEASE TURUN LAPANG SANG LENTERA HITAM BERKUMIS PANJANG FARMING ACADEMY]
Selamat malam!
Turun lapang kedua Farming Academy kedua dilaksanakan pada 24 April 2016 pukul 07.00-10.30 WIB di Rambo Fish Farm.
Acara ini dihadiri peserta Farming Academy, panitia, dan kak Asep selaku pemateri dan perwakilan dari Rambo Fish Farm.Peserta turun lapang berjumlah 29 orang meliputi peserta dan panitia.
Pukul 7.00 WIB peserta berkumpul di ATM Center kemudian dilakukan mobilisasi ke kolam budidaya ikan lele di Cibanteng.
Acara dibuka pukul 07.30 WIB dan dilanjutkan dengan penyampaian materi mengenai teknis praktikum lapang dan cara budidaya lele di kolam budidaya. Peserta dapat mengajukan pertanyaan dan berdiskusi langsung dengan perwakilan Rambo Fish Farm mengenai cara budidaya ikan lele yang baik dan benar.
Seusai penyampaian materi peserta langsung menuju kolam budidaya untuk melakukan praktik lapang. Peserta diperkenalkan dengan teknik pembenihan ikan lele pada kolam pembenihan. Kemudian peserta menuju kolam pembesaran ikan lele untuk belajar cara budidaya ikan lele.
Setelah penjelasan cara budidaya lele secara langsung, peserta diberi kiat mendirikan usaha budidaya ikan lele serta prospek dan peluang bisnis di bidang perikanan, terutama ikan lele. Pada sesi ini juga peserta saling sharing pengalaman dan ilmu yang didapat saat di kolam ikan lele.
Secara keseluruhan acara turun lapang kedua FA berlangsung lancar. Setelah acara ini diharapkan peserta dapat meningkatkatkan pengetahuan khususnya dibidang perikanan dan kecintaan mahasiswa dalam bidang pertanian
Terima kasih.
‌---------------
‌068/K5/24/04/812
‌#TurunLapangBersamaSangLentaraHitamBerkumisPanjang
‌FARMING ACADEMY 2016
‌BEM KM IPB
‌@bemkmipb
@bemkmipb_hijau


Turun lapang ke 3 Program Farming Academy dari Kementrian Pertanian dan Lingkungan Hidup BEM KM IPB
[PRESS RELEASE TURUN LAPANG SI EMAS BERKAKI EMPAT]
Selamat malam!
Turun lapang ketiga Farming Academy dilaksanakan pada 1 Mei 2016 pukul 07.00- 10.30 WIB di Kandang Fakultas Peternakan IPB. Acara ini dihadiri peserta Farming Academy dan panitia serta Kak Prio Nugroho dan Franciscus A selaku pemateri.
Pukul 7.00 WIB peserta berkumpul di depan Auditorium Fakultas MIPA. Acara dibuka pukul 07.30 WIB dan diawali dengan senam pagi yang dipimpin salah satu panitia Farming Academy.
Pukul 08.40 WIB peserta dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kandang sapi perah yang akan pandu oleh Kak Prio Nugroho INTP 49 dan kelompok kandang kambing perah dipandu oleh Kak Franciscus A INTP 49. Selain itu peserta diberi kiat dan motivasi mendirikan usaha budidaya sapi perah dan kambing perah serta prospek dan peluang bisnis di bidang peternakan, terutama sapi dan kambing perah.
Peserta dapat mengajukan pertanyaan dan berdiskusi langsung dengan perwakilan dari kandang mengenai cara budidaya dan teknis pemeliharaan sapi dan kambing perah setelah materi disampaikan. Seusai penyampaian materi peserta diberi kesempatan agar dapat berkeliling kandang sapi perah dan kambing perah sambil berdiskusi tentang materi yang telah disampaikan.
Secara keseluruhan acara turun lapang ketiga FA berlangsung lancar. Setelah acara ini diharapkan peserta dapat meningkatkatkan pengetahuan khususnya dibidang peternakan dan kecintaan mahasiswa dalam bidang pertanian.
Terima kasih.
‌---------------
‌072/K5/01/05/851
‪#‎TurunLapangSiEmasBerkakiEmpat‬
‌FARMING ACADEMY 2016
‌BEM KM IPB
‌@bemkmipb
@bemkmipb_hijau

Tuesday, October 7, 2014

Dampak Fisik Wisata Gunung Bundar




LAPORAN RAE
Rekreasi alam yang telah disepakati diadakan pada tanggal 13 September 2014 bertempat di Taman Nasional Gunung Halimun Salak, kawasan wisata Gunung Salak Endah, wana wisata Gunung Bunder, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Perjalanan menuju ke lokasi memakan waktu sekitar 1,5 jam dengan menggunakan angkutan kota nomer 53 arah Gunung Bunder. Kelompok 9 yang perempuan terkumpul dalam satu angkutan kota dan memulai perjalanan sekitar pukul 05.30, bersama asisten praktikum kami Kak Claudia.
Pengalaman tersendiri yang dirasakan oleh kelompok 9 selama keberangkatan menuju lokasi begitu menyenangkan. Kita menemukan pemandangan yang cukup banyak, mulai dari jejeran desa-desa, sawah, pegunungan serta sungai-sungai. Terutama setelah memasuki area pegunungan, jalan-jalan yang dilewati semakin lama semakin menanjak meski tak terasa. Namun, di pertengahan jalan angkutan yang kami tumpangi tidak kuasa melawan tanjakan tertinggi dari semua tanjakan yang kami lewati sebelumnya. Alhasil lima orang dari kami terpaksa harus turun dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan. Selanjutnya perjalanan di area gunung kembalu di mulai.
Ketika memasuki kawasan gunung bundar, mulai dari pintu gerbang kami melihat pemandangan yang tidak kalah indah, berjejeran pohon pinus tersusun di sana. Sesampainya di lokasi, ternyata satu tim RAE turun di tempat yang salah. Rekreasi tetap dilanjutkan dengan mencari lokasi asli dengan berjalan kaki. Pengamatan pun dimulai.
Kelompok 9 bergabung dengan kelompok 2 karena pengamatannya hampir sama. Kelompok kami mendapatkan tugas untuk mengamati dampak yang terjadi padaair,tanah, dan udara terhadap kegiatan ekowisata di kawasan tersebut.
Berikut hasil penelitian kami :
            Penduduk sekitar bercerit, pada awalnya gunung bundar sebelum menjadi tempat wisata. Gunung bundar merupakan kawasan yang sangat sepi. Sehingga, menjaadi tempat yang rawan perampokan dan kejahatan pada tahun 1982. Namun, semenjak menjadi tempat bumi perkemahan yang diresmikan oleh Kementrian Kehutanan. Masyarkat setempat juga mengatakan bahwasannya gunung bundar adalah sebuah tempat yang angker. Mungkin, tidak itu dulu tidak untuk sekarang. Sekarang gunung bunder menjadi kawasan wisata yang ramai, serta menjadi tempat perkemahan pula. Namun, saat menjadi kawasan wisata, ada beberapa dampak yang dimunculkan sesuai dengan pengamatan kami berikut :
A.    Air
Kawasan Gunung Bunder yang kami amati dialiri oleh sungai yang alirannya tenang. Berdasarkan  wawancara dengan pedagang di sekitar kawasan tersebut, mereka menyatakan bahwa keadaan sungai dahulu dengan sekarang sudah berbeda. Adanya kontaminasi sampah-sampah plastik sisa jajanan yang tersangkut di bantaran sungai. Jika dibiarkan berlarut-larut dikhawatirkan akan menyumbat aliran sungai dan lama kelamaan akan mengakibatkan kerusakan alam di sekitar gunung bunder. Himbauan yang dilakukan warga sekitar masih berupa tulisan-tulisan di papan-papan triplek yang di tancapkan di pinggir jalan.
Gambar A.1. Air yang bersih yang tidak tercemari oleh sampah.
Gambar A.2. Sampah Anorganik yang dibuang di pinggir aliran air bersih.




Gambar A.3. Sampah organik yang dibuang di aliran air bersih.

Gambar A.4. Tempat buang air yang dibuat di atas aliran sungai.




Gambar A.5. Papan yang bertulis jangan membuang sampah sembarangan.


B.     Tanah
Berdasarkan pengamatan kelompok 9 mengenai struktur tanah di daerah kawasan Gunung Bunder tekstur tanahnya bagus, karena masih banyak pohoh berkayu besar yang akarnya dapat mengikat kuat tanah tersebut. Hal ini dapat memperkecil kemungkinan longsor di daerah tersebut. Sebagian tanah juga ada yang basah, karena sebagian tempat di sana pohon-pohonnya masih sangat rapat, sehingga penguapan atau proses evapotransirasi yang terjadi lambat. Inilah yang menyebabkan di beberapa kawasan ada tanah yang basah. Dampak pada tanah yang dikhawatirkan tidak berbeda jauh dengan dampak pada air, yaitu mengenai sampah. Di beberapa titik telah dibuat kubangan yang digunakan sebagai tempat sampah. Bungkus permen, rokok, dan sampah plastik lainnya. Dampak berkelanjutan dengan adanya sampah-sampah ini jika dibiarkan akan merusak tekstur tanah dan mengurangi kesuburannya. Selain itu akan menyebabkan kurangnya peresapan tanah yang akan mengakibatkan bencana alam seperti banjir dan longsor.
Di salah satu bukit yang kami lewati ada tanah lapang yang cukup luas terdapat hamparan dedaunan di atas tanah. Berkurangnya curah hujan akhir-akhir ini mneyebabkan dedaunan tersebut mengering. Berdasarkan observasi dan informasi yang diberikan asisten praktikum kami jika ada yang membuang puting rokok tanpa sengaja ke arah itu akan menyebabkan kebakaran, karena tempat tersebut cukup terbuka untuk diterpa sinar matahari secara langsung, sehingga akan ada kemungkinan kebakaran hutan karena dedauanan kering tersebut.

Gambar B.1. Tanah basah

Gambar B.2. Tampak permukaan tanah yang tidak erosi.
Gambar B.3. Lobang-lobang tanah yang sengaja dibuat.





Gambar B.4. Sampah-sampah yang dibuang sembarang di dalam kawasan wisata.





Gambar B.5. Tumpukan daun kering yang terpapar sinar matahari.



Gambar B.6. Pembakaran sampah ditempat yang tidak sesuai membahayakan flora yang tumbuh disekitarnya.
C.                Udara
Pengamatan tentang dampak udara cukup sulit untuk didapatkan. Berhubung daerah yang kami lewati adalah kawasan yang tidak bisa dilewati kendaraan jadi daerahnya masih asri. Begitu tiba terasa sangat dingin, kira-kira suhu rata-rata kurang lebih 23 derajat celcius.  Adanya lumut di daerah gunung Bundar tersebut merupakan salah satu contoh sebagai bioindikator bahwa udara di sekitar daerah tersebut masih bersih. Berbeda di daerah bukit, saat kami melewati kawasan jalan beraspal yang dapat dilewati kendaraan bermotor udaranya sudah terkontaminasi oleh polusi. Banyaknya kendaraan yang melintas mulai dari motor pedagang, motor dan mobil orang yang berwisata, sampai mobil TNI yang disewa instansi untuk fieldtrip di kawasan tersebut, menyebabkan asap kendaraan mengepul di udara. Saat ini polusi tersebut masih dapat diserap oleh pepohonan di tepi jalan. Namun,dikhawatirkan suatu saat nanti jika dibiarkan demikian akan merusak udara bersih yang dimiliki kawasan tersebut.
Gambar C.1. Lumur yang berada dibatang pohon.




Gambar C.2. Lumut di atas batu yang berada dipermukaan tanah.

Gambar C.3. Hutan pinus yang begitu asri.
Harapan kedepannya dari beberapa dampak terhadap air, tanah dan udara ini harus di minimalisir agar tidak merusak pesona kawasan wisata gunung bundar. Terkhusus untuk sampah yang dibuang di dalam hutan kawasan wisata dan di aliran-aliran air bersih lebih diperhatikan lagi. Sediakan pula tempat-tempat sampah di beberapa tempat agar para pengunjung tidak membuang sampah di daerah kawasan. Peringatkan pula pada pedangan setempat agar tidak membakar sampah sembarangan, karena akan mengancam kehidupan flora di sekitarnya. Usahakan pula, agar udara di sepanjang kawasan wisata agar tetap bersih, segar, dan asri. Sehingga, pengunjung merasakan kepuaasan tersendiri. Selanjutnya, jangan perbolehkan pengunjung membawa masuk kendaraan roda empat atau roda dua kedalam kecuali untuk mengangkut barang-barang berkemah, karena hal tersebut akan mengcemari udara yang ada di kawasan wisata. Sediakanlah selter sepeda untuk pungunjung, apabila mereka tidak ingin berjalan kaki.

Thursday, November 21, 2013

XII IPA3 SMANSAyang 2012-2013

i miss my friends at senior high school, :*
kita gembira,sedih,tertawa,menangis,berduka,bercanda,makan,jalan-jalan,drama,joget gangnamstyle, & dance, selalu bersama, saat bahagia ketika joget ganggnam style, kita juara 1 friends, drama bulan bahasa kita juara 1 friends, OMG, kapan kita bisa berkumpul lagi ? apakah ketika kita semua sudah punya jabatan masing2 ? atau saat kita sudah menjadi pengusaha2 yang sukses ? atau saat kita semua sudah bergelar profesor ? atau ketika kita sudah mempunyai keluarga sendiri "???? Tpi jangan pernah lupakan semua kenangan kita yah :) i love u friends :*

Saturday, September 28, 2013

kumpulan pertanyaan ekonomi umum bab 3


Tugas Membuat soal/prak ke-1     Hari,Tanggal : Senin, 23 Sept 2013
MK. Ekonomi Umum                      Ruang Kelas : 2.14 (S01.1)

                                        
Dibuat
Luki Sandi_I34130069
Morni Kasila_I34130141
Dania damarachiquita_I24130059
Dwi desriyanti_I34130036
Asri Sulistyowati_I24130033
Asisten
Suriansyah_H44110023

·         Soal Pilihan Ganda
1.   Dalam pendapatan rumah tangga, jika barang netral terjadi naik atau turun, maka :
a.    Kurva D bergeser ke kanan
b.    Kurva D bergeser ke kiri.
c.    Kurva D tidak bergeser.
d.   Jawaban a,b dan,c salah.
Jawab : c. Kurva D tidak bergeser
2.   Berikut bukan merupakan faktor yang mempengaruhi jumlah permintaan, yaitu :
a.    Pendapatan rata-rata rumah tangga
b.    Distribusi pendapatan di antara rumah tangga.
c.    Tingkat teknologi.
d.   Selera.
Jawab : c. Tingkat Teknologi
·         Essay
1.   Hasil riset mengenai pasar coklat menunjukan bahwa permintaan coklat di suatu daerah adalah Qd=1.400–40P di mana Qd adalah jumlah coklat yang diminta (Kg) dan P adalah harga (Rp/Kg), sedangkan penawarannya adalah Qs=-1.200+60P dimana Qs adalah jumlah barang yang ditawarkan (Kg). hitunglah harga dan jumlah keseimbangan coklat di daerah tersebut!
Jawab :
Qd = Qs
1.400–40P = -1.200 + 60P
1.400+1.200 = 60P + 40P
2.600 = 100P
360 =Q
2.   Pada saat apel Rp 5000/kg permintaan akan apel tersebut sebanyak 1000 kg, tetapi pada saat harga apel naik menjadi Rp 7000/kg permintaan harga apel menjadi 600 kg. Buatlah fungsi permintaannya!
Jawab :
P1 = 5000   Q1 = 1000
     P2 = 7000   Q2 = 600




P-5.000 (-400) = 2.000 (Q-1000)

-400P + 2.000.000 = 2.000Q – 2.000.000

2.000Q = 2.000.000 + 2.000.000 – 400P

Q =  (4.000.000 + 400P)

Q = 2000 – 0,2P
Jadi, fungsi permintaannya Qd = 2000 – 0,2P

Friday, February 22, 2013

BAB I PENDAHULUAN Sistem koloid berhubungan dengan proses – proses di alam yang mencakup berbagai bidang. Hal itu dapat kita perhatikan di dalam tubuh makhluk hidup, yaitu makanan yang kita makan (dalam ukuran besar) sebelum digunakan oleh tubuh. Namun lebih dahulu diproses sehingga berbentuk koloid. Juga protoplasma dalam sel–sel makhluk hidup merupakan suatu koloid sehingga proses –proses dalam sel melibatkan sitem koloid. Dalam kehidupan sehari-hari ini, sering kita temui beberapa produk yang merupakan campuran dari beberapa zat, tetapi zat tersebut dapat bercampur secara merata/ homogen. Misalnya saja saat ibu membuatkan susu untuk adik, serbuk/ tepung susu bercampur secara merata dengan air panas. Kemudian, es krim yang biasa dikonsumsi oleh orang mempunyai rasa yang beragam, es krim tersebut haruslah disimpan dalam lemari es agar tidak meleleh. Kesemuanya merupakan contoh koloid. Udara mengandung juga sistem koloid, misalnya polutan padat yang terdispersi (tercampur) dalam udara, yaitu asap dan debu. Juga air yang terdispersi dalam udara yang disebut kabut merupakan sistem koloid. Mineral – mineral yang terdispersi dalam tanah, yang dibutuhkan oleh tumbuh – tumbuhan juga merupakan koloid. Penggunaan sabun untuk mandi dan mencuci berfungsi untuk membentuk koloid antara air dengan kotoran yang melekat (minyak). Campuran logam selenium dengan kaca lampu belakang mobil yang menghasilkan cahaya warna merah merupakan sistem koloid. BAB II KOLOID EMULSI Emulsi adalah suatu sistem koloid yang fase terdispersinya dapat berupa zat padat, cair, dan gas, tapi kebanyakan adalah zat cair (contohnya: air dengan minyak).Ada tiga jenis emulsi, yaitu emulsi padat (gel), emulsi cair (emulsi), dan emulsi gas (aerosol cair). Pada umumnya emulsi kurang mantap, kemantapan emulsi dapat terlihat pada keadaannya yang selalu keruh seperti; susu, santan, dsb. Untuk memantapkan emulsi diperlukan zat pemantap yang disebut emulgator. Emulsi Padat atau gel Gel adalah emulsi dalam medium pendispersi zat padat, dapat juga dianggap sebagai hasil bentukkan dari penggumpalan sebagian sol cair. Partikel-partikel sol akan bergabung untuk membentuk suatu rantai panjang pada proses penggumpalan ini. Rantai tersebut akan saling bertaut sehingga membentuk suatu struktur padatan di mana medium pendispersi cair terperangkap dalam lubang-lubang struktur tersebut. Sehingga, terbentuklah suatu massa berpori yang semi-padat dengan struktur gel. Ada dua jenis gel, yaitu: (i) Gel elastis Karena ikatan partikel pada rantai adalah adalah gaya tarik-menarik yang relatif tidak kuat, sehingga gel ini bersifat elastis. Maksudnya adalah gel ini dapat berubah bentuk jika diberi gaya dan dapat kembali ke bentuk awal bila gaya tersebut ditiadakan. Gel elastis dapat dibuat dengan mendinginkan sol iofil yang cukup pekat. Contoh gel elastis adalah gelatin dan sabun. (ii) Gel non-elastis Karena ikatan pada rantai berupa ikatan kovalen yang cukup kuat, maka gel ini dapat bersifat non-elastis. Maksudnya adalah gel ini tidak memiliki sifat elastis, gel ini tidak akan berubah jika diberi suatu gaya. Salah satu contoh gel ini adalah gel silica yang dapat dibuat dengan reaksi kia; menambahkan HCl pekat ke dalam larutan natrium silikat, sehingga molekul-molekul asam silikat yang terbentuk akan terpolimerisasi dan membentuk gel silika. Beberapa sifat gel yang penting adalah: -Hidrasi Gel non-elastis yang terdehidrasi tidak dapat diubah kembali ke bentuk awalanya, tetapi sebaliknya, gel elastis yang terdehidrasi dapat diubah kembali menjadi gel elastis dengan menambahkan zat cair. Sebaliknya, gel non elastis yang terdehidrasi tidak dapat di ubah kembali ke bentuk awalnya. - Menggembung (swelling) Gel elastis yang terdehidrasi sebagian akan menyerap air apabila dicelupkan ke dalam zat cair. Sehingga volum gel akan bertambah dan menggembung. -Sineresis Gel anorganik akan mengerut bila dibiarkan dan diikuti penetesan pelarut, dan proses ini disebut sineresis. -Tiksotropi Beberapa gel dapat diubah kembali menjadi sol cair apabila diberi agitasi atau diaduk. Sifat ini disebut tiksotropi. Contohnya adalah gel besi oksida, perak oksida, dan cat tiksotropi modern. Emulsi Cair Emulsi cair melibatkan dua zat cair yang tercampur, tetapi tidak dapat saling melarutkan, dapt juga disebut zat cair polar &zat cair non-polar. Biasanya salah satu zat cair ini adalah air (zat cair polar) dan zat lainnya; minyak (zat cair non-polar). Emulsi cair itu sendiri dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu; emulsi minyak dalam air (cth: susu yang terdiri dari lemak yang terdispersi dalam air,jadi butiran minyak di dalam air), atau emulsi air dalam minyak (cth: margarine yang terdiri dari air yang terdispersi dalam minyak, jadi butiran air dalam minyak). Bagaimana air dan minyak dapat bercampur sehingga membentuk emulsi cair? Air dan minyak dapat bercampur membentuk emulsi cair apabila suatu pengemulsi (emulgator) ditambahkan dalam larutan tersebut. Karena kebanyakan emulsi adalah dispersiair dalam mnyak, dan dispersiminyak dalam air, maka zat pengemulsi yang digunakan harus dapat larut dengan baik di dalam air maupun minyak. Contoh pengemulsi tersebut adalah senyawa organic yang memiliki gugus polar dan non-polar. Bagian non-polar akan berinteraksi dengan minyak/ mengelilingi partikel-partikel minyak, sedangkan bagian yang polar akan berinteraksi kuat dengan air. Apabila bagian polar ini terionisasi menjadi bermuatan negative, maka pertikel-partikel minyak juga akan bermuatan negatif. Muatan tersebut akan mengakibatkan pertikel-partikel minyak saling tolak-menolak dan tidak akan bergabung,sehingga emulsi menjadi stabil. Contohnya: ada sabun yang merupakan garam karboksilat. Molekul sabun tersusun dari “ekor” alkil yang non-polar (larut dalam minyak) dan kepala ion karboksilat yang polar (larut dalam air). Prinsip tersebut yang menyebabkan sabun dan deterjen memiliki daya pembersih. Ketika kita mandi atau mencuci pakaian, “ekor” non-polar dari sabun akan menempel pada kotoran dan kepala polarnya menempel pada air. Sehingga tegangan permukaan air akan semakin berkurang, sehingga air akan jauh lebih mudah untuk menarik kotoran. Emulsi Gas Emulsi gas dapat disebut juga aerosol cair yang adalah emulsi dalam medium pendispersi gas. Pada aerosol cair, seperti; hairspray dan obat nyamuk dalam kemasan kaleng, untuk dapat membentuk system koloid atau menghasilkan semprot aerosol yang diperlukan, dibutuhkan bantuan bahan pendorong/ propelan aerosol, anatar lain; CFC (klorofuorokarbon atau Freon). Aerosol cair juga memiliki sifat-sifat seperti sol liofob; efek Tyndall, gerak Brown, dan kestabilan dengan muatan partikel. Contoh: dalam hutan yang lebat, cahaya matahari akan disebarkan oleh partikel-partikel koloid dari sistem koloid yang merupakan contoh efek Tyndall pada aerosol cair. Beberapa sifat emulsi yang penting: - Demulsifikasi Kestabilan emulsi cair dapat rusak apabila terjadi pemansan, proses sentrifugasi, pendinginan, penambahan elektrolit, dan perusakan zat pengemulsi. Krim atau creaming atau sedimentasi dapat terbentuk pada proses ini. Pembentukan krim dapat kita jumpai pada emulsi minyak dalam air, apabila kestabilan emulsi ini rusak,maka pertikel-partikel minyak akan naik ke atas membentuk krim. Sedangkan sedimentasi yang terjadi pada emulsi air dalam minyak; apabila kestabilan emulsi ini rusak, maka partikel-partikel air akan turun ke bawah. Contoh penggunaan proses ini adalah: penggunaan proses demulsifikasi dengan penmabahan elektrolit untukmemisahkan karet dalam lateks yang dilakukan dengan penambahan asam format (CHOOH) atau asam asetat (CH3COOH). -Pengenceran Dengan menambahkan sejumlah medium pendispersinya, emulsi dapat diencerkan. Sebaliknya, fase terdispersi yang dicampurkan akan dengan spontan membentuk lapisan terpisah. Sifat ini dapat dimanfaatkan untuk menentukan jenis emulsi. BAB III KEGUNAAN KOLOID EMULSI Emulsi adalah suatu system koloid di mana zat terdispersi dan medium pendispersi sama-sama merupakan cairan. Agar terjadi suatu campuran koloid, harus ditambahkan zat pengemulsi (emulgator). Susu merupakan emulsi lemak dalam air, dengan kasein sebagai emulgatornya. Obat-obatan yang tidak larut dalam air banyak yang dibuat dan dipanaskan dalam bentuk emulsi. Contohnya emulsi minyak ikan. Emulsi yang dalam bentuk semipadat disebut krim. Berikut ini adalah tabel aplikasi koloid: Jenis industri Contoh aplikasi Industri makanan Keju, mentega, susu, saus salad Industri kosmetika dan perawatan tubuh Krim, pasta gigi, sabun Industri cat Cat Industri kebutuhan rumah tangga Sabun, deterjen Industri pertanian Peptisida dan insektisida Industri farmasi Minyak ikan, pensilin untuk suntikan Berikut ini adalah penjelasan mengenai aplikasi koloid: 1. Pemutihan Gula Gula tebu yang masih berwarna dapat diputihkan. Dengan melarutkan gula ke dalam air, kemudian larutan dialirkan melalui sistem koloid tanah diatomae atau karbon. Partikel koloid akan mengadsorpsi zat warna tersebut. Partikel-partikel koloid tersebut mengadsorpsi zat warna dari gula tebu sehingga gula dapat berwarna putih. 2. Penggumpalan Darah Darah mengandung sejumlah koloid protein yang bermuatan negatif. Jika terjadi luka, maka luka tersebut dapat diobati dengan pensil stiptik atau tawas yang mengandung ion-ion Al3+ dan Fe3+. Ion-ion tersebut membantu agar partikel koloid di protein bersifat netral sehingga proses penggumpalan darah dapat lebih mudah dilakukan. 3. Penjernihan Air Air keran (PDAM) yang ada saat ini mengandung partikel-partikel koloid tanah liat,lumpur, dan berbagai partikel lainnya yang bermuatan negatif. Oleh karena itu, untuk menjadikannya layak untuk diminum, harus dilakukan beberapa langkah agar partikel koloid tersebut dapat dipisahkan. Hal itu dilakukan dengan cara menambahkan tawas (Al2SO4)3.Ion Al3+ yang terdapat pada tawas tersebut akan terhidroslisis membentuk partikel koloid Al(OH)3 yang bermuatan positif melalui reaksi: Al3+ + 3H2O à Al(OH)3 + 3H+Setelah itu, Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan negatif dari partikel koloid tanah liat/lumpur dan terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur tersebut kemudian mengendap bersama tawas yang juga mengendap karena pengaruh gravitasi. Berikut ini adalah skema proses penjernihan air secara lengkap : 4. Pembentukan delta di muara sungai Air sungai mengandung partikel-partikel koloid pasir dan tanah liat yang bermuatan negatif. Sedangkan air laut mengandung ion-ion Na+, Mg+2, dan Ca+2 yang bermuatan positif. Ketika air sungai bertemu di laut, maka ion-ion positif dari air laut akan menetralkan muatan pasir dan tanah liat. Sehingga, terjadi koagulasi yang akan membentuk suatu delta. • Pembentukan Delta di Muara Sungai Air sungai mengandung partikel-partikel koloid pasir dan tanah liat yang bermuatan negatif. Sedangkan air laut mengandung ion-ion Na+, Mg+2, dan Ca+2 yang bermuatan positif. Ketika air sungai bertemu di laut, maka ion-ion positif dari air laut akanmenetralkan muatan pasir dan tanah liat. Sehingga, terjadi koagulasi yang akan membentuk suatu delta. • Pengambilan Endapan Pengotor Gas atau udara yang dialirkan ke dalam suatu proses industri seringkali mangandung zat-zat pengotor berupa partikel-partikel koloid. Untukmemisahkan pengotor ini, digunakan alat pengendap elektrostatik yang pelat logamnya yang bermuatan akan digunakan untuk menarik partikel-partikel koloid. • Penjernihan Air Air keran (PDAM) yang ada saat ini mengandung partikel-partikel koloid tanah liat,lumpur, dan berbagai partikel lainnya yang bermuatan negatif. Oleh karena itu, untuk menjadikannya layak untuk diminum, harus dilakukan beberapa langkah agar partikel koloid tersebut dapat dipisahkan. Hal itu dilakukan dengan cara menambahkan tawas (Al2SO4)3.Ion Al3+ yang terdapat pada tawas tersebut akan terhidroslisis membentuk partikel koloid Al(OH)3 yang bermuatan positif melalui reaksi: Al3+ + 3H2O Al(OH)3 + 3H+ Setelah itu, Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan negatif dari partikel koloid tanah liat/lumpur dan terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur tersebut kemudian mengendap bersama tawas yang juga mengendap karena pengaruh gravitasi. BAB IV MUATAN KOLOID A.Elektroforesis Pergerakan partikel koloid karena medan listrik dapat di gunakan untuk menentukan jenis muatan koloid. Apabila kedalam sistem koloid di berikan 2 batang elektride kemudian di beri arus searah, maka koloid bermuatan negatif akan bergerak ke anode atau ( elektrode positif ), sedangkan koloid bermuatan positif bergerak katode atau (elektrode negatif ). Contoh elektroforesis : koloid As2S3 yang bermuatan negatif terkumpul pada elektrode positif. B. Adsorpsi Adsorpsi adalah penyerapan ion atau muatan listrik dan molekul netral pada permukaan partikel koloid . jika penyerapannya sampai ke dalam permukaan (kori). Contoh: sol Fe(OH)3 dalam air mengadsorpsi ion negatif sehingga bermuatan negatif. C. koagulasi Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid. Koloid dapat mengalami koagulasi dengan cara : 1. Mekanik : pemanasan, pendinginan,dan pengadukan cep 2. kimia : penambahan elektrolit(asam ,basa atau garam). Contoh : susu + sirup asam menggumpal Mencampur Fe(OH)3 yang bermuatan positif dengan As2S3 ynag bermuatan negatif. BAB V KESIMPULAN Koloid dapat ditemukan dalam kehidupan sehari – hari untuk proses apapun. Koloid juga saling berhubungan antara larutan dan suspensi. Partikel koloid dapat menghamburkan cahaya sehingga berkas cahaya yang melalui sistem koloid. Dapat diamati dari samping sifat partikel koloid ini disebut efek Tyndall. Koloid dibedakan menjadi 3 macam, yaitu sol, emulsi, dan buih. Koloid dapat mengadsorpsi ion atau zat lainpada permukaannya, dan oleh karena luas permukaannya yang relatif besar, maka koloid mempunyai daya adsorpsi yang besar. Penggumpalan partikel koloid disebut koagulasi. Koagulasi dapat terjadi karena berbagai hal, misalnya pada penambahan elektrolit. Penambahan elekrolit akan menetralkan muatan koloid, sehingga faktor yang menstabilkannya hilang. Koloid yang medium dispersinya berupa cairan dibedakan atas koloid liofil dan koloid liofob. Koloid liofil mempunyai interaksi yang kuat dengan mediumnya; sebaliknya, pada koloid liofob interaksinya tersebut tidak ada atau sangat lemah. Koloid dapat dibuat dengan cara dispersi atau kondensasi. Pada cara dispersi, bahan kasar dihaluskan kemudian didispersikan ke dalam medium dispersinya. Pada cara kondensasi, koloid dibuat dari larutan di mana atom atau molekul mengalami agregasi (pengelompokan), sehingga menjadi partikel koloid. Sabun dan detergen bekerja sebagai bahan aktif permukaan yang fungsinya mengelmusikan lemak ke dalam air. Daftar Pustaka Johari, J.M.C dan Rachmawati, M. 2006. Kimia 2 untuk SMA dan MA kelas XI. Jakarta : Esis. Shinta Rosalia Dewi. Inovasi Guru Tanpa Batas Kimia SMA kelas X,XI dan XII. Yogyakarta : Kendi Mas Media www.google.com